Thursday, 6 April 2017

Sistem PKBN

    Sistem Program Keluarga Berencana Nasional atau Sistem PKBN merupakan graf suci, groups tunggal, dan fungsi olah raga manusia yang hidup dan menghidupkan. Sistem graf ditandai dengan teorema salam dengan kedua tangan yaitu pemetaan bijektif {1,2,3,4,5} ke {dua ibu jari, dua telunjuk, dua jari tengah, dua jari manis, dua kelingking} memenuhi graf suci dengan berwudlu untuk menjalankan sholat sesuai perintah 10C2 = 45 dari surat Al Baqarah ayat 45, "Minta tolonglah hanya kepada Allah dengan sabar dan sholat". Orang sholat menunaikan rukun Islam yang kedua dari 5 rukun yang wajib. Jadi orang yang memenuhi graf suci mustahil tangannya dipakai main spekulasi untuk memilih jawaban pilihan ganda dengan 5 pilihan {a,b,c,d,e} seperti yang dilakukan UNBK Nasional. Lihat pendapat http://www.msn.com/id-id/berita/other/icw-sebut-un-ajarkan-anak-curang-dan-jadi-bibit-korupsi/ar-AAl8oko
atau lihat apakah ini graf suci? https://ubk.kemdikbud.go.id/
atau apakah ini graf bersalaman http://www.uzone.id/
   Sadarlah bahwa kita membawa amanat masa depan dari graf salaman dengan kedua tangan. Cara ini sudah diajarkan Pajajaran Siliwangi dan Wali 9 Syeh Syarief Hidayatulah dengan Sunan Kalijaga melalui matriks identitas yang dipilih dari surat Ar Rahman ayat 41. Secara seksama turun kepada Bung Karno yang dinyatakan dalam naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pembukaan UUD 1945 yaitu menghapus penjajahan diatas dunia.  Bung Karno hanya berpesan, beri 10 pemuda niscaya mengguncang dunia. Padahal mengapus penjajahan berhubungan dengan gangguan terhadap groups tunggal 5 unsur Pancasila. Mustahil salah satu unsur dari 5 unsur itu dibengkokan oleh perilaku bengkok cipta (pelanggaran hak cipta) maupun bengkok rasa (pelanggaran hak privacy). Untuk mengetahuinya pandang bahwa perilaku bengkok masuk melalui bilangan yang pertama yaitu n = 1 pada pemetaan {1,2,3,4,5}ke {dua ibu jari, dua telunjuk, dua jari tengah, dua jari manis, dua kelingking}. Menurut Bung Karno terdapat hubungan multiflier berbentuk n kuadrat sama dengan 100 dan akar n sama dengan 10. Akibatnya n kuadrat sama dengan 1 atau n sama dengan akar 2. Jadi perilaku bersalaman dengan kedua tangan memuat pola pikir menurut 1 dan akar 2.

    Untuk n kuadrat sama dengan 1 maka berlaku berpikir langsung pakai logika matematika modus ponens M, modus tolens T, dan silogisme S. Untuk n sama dengan akar 2 pakai logika matematika reductio ad absurdum RAA. Inilah keutamaan berpikir rasional yang mestinya diuji dan dijalankan sehari-hari baik dalam pendidikan maupun perilaku berpancasila. Perlakuan harian merupakan bukti bahwa kita berasal dari Ibu, Ayah, Guru Sejati, dan Olah Raga. Anak-anak didik kita berasal dari sistem PKBN dengan mengendalikan laju perubahan enabelitas intelegensi dalam ruang [0,1] dengan faktor n = 10 sebagai kaidah kedua tangan. Kaidah kedua tangan dipakai sholat dalam fungsi mengolah raga yang memuat policy dan privacy mulai dengan Allahu Akbar diakhiri dengan dua Salam ke Kanan dan Salam ke Kiri berisi pesan Selamat Sejahtera buat Kita Semua.
Coba pelajari ini https://nasional.tempo.co/read/news/2017/03/10/063854765/dilaporkan-ke-kpk-anies-baswedan-harap-sabar-ini-ujian
Anda bisa juga melihat http://fokusjabar.com/2016/01/30/ika-smansa-beri-motivasi-kepada-pelajar-sman-1-kota-cirebon/
https://research.googleblog.com/search/label/TensorFlow


Wednesday, 5 April 2017

Bukti Tak Langsung RAA untuk Pengadilan Jess 2016

BUKTI TAK LANGSUNG MENGGUNAKAN REDUCTIO AD ABSURDUM (RAA)
Logika simbolik sederhana sebagai dalil reductio ad absurdum dinyatakan sebagai
        p Û ~p Þ(~q Ù q)
Dalam kalimat sehari-hari yang paling menarik adalah kontradiksi ~q Ù q yang tidak dungkapkan lengkap yaitu kalau bukan q maka siapa lagi? Lebih menarik lagi ini dipakai oleh hakim dalam pengadilan Jessica Kumala Wongso, yaitu kalau bukan Jessica maka siapa lagi.
Penasaran penulis coba ungkap pernyataan lengkapnya dengan implikasi sederhana yaitu : 
a)    (~q Ù q)  Þ q   penulis sebut simplikasi
b)   (~q Ù q) Þ ~q penulis sebut kosimplikasi
Dalam bentuk pernyataan simplikasi a) dibaca kalau bukan Jessica yang menaruh racun dan Jessica menaruh racun maka Jessica menaruh racun. Pernyataan b) sebagai kosimplikasinya adalah kalau bukan Jessica menaruh racun dan Jessica menaruh racun maka bukan Jessica menaruh racun.
Rupanya penulis mendapat tambahan ilmu dasar dalam praktek pengadilan yaitu
1)   Hakim menggunakan dalil bukti tak langsung reductio ad absurdum
2)   Polisi dan Jaksa menggunakan simplikasi
3)   Pengacara menggunakan kosimplikasi
Mari kita lihat bahwa baik simplikasi maupun kosimplikasi keduanya tautologis yaitu pernyataan benar dalam semua nilai kebenaran on dan off.
        q
       ~q
    ~q Ù q
  ~qÙq Þ q
 ~qÙq Þ`~q
        on
        off
        off
        on
         off
         off
           on
           on
         on
         on

Untuk tambahan pengetahuan reductio ad absurdum (raa) yaitu :
1)   Penulis telah mengangkat reductio ad absurdum sekitar bulan Maret 2016  dengan judul raa untuk membuktikan jmm . Ini cuplikaannya yang telah diberi penjelasan hari ini 29 Oktober 2016.
RAA sederhana untuk membuktikan JMM
1.    p : J meracun M
2.    ~p : bukan J yang meracun M
3.    ~p Þ ~q Ù q  : Jika bukan J maka dipesankan satu gelas bukan koktail (kopi Vietnam) dan dipesankan dua gelas koktail di Kape Olivier
4.    Koktail diminum J dan kopi vietnam (warna kunyit) diminum M dan sisanya dicicipi H. Karena H mencicipi bagian dari minum maka H bagian M, sedangkan J menolak mencicipi maka J bukan bagian M. Akibatnya simplikasi (~qÙq) Þ q yang terhubung on dan (~qÙq) Þ ~q  off. (Pada langkah ini bisa dibuktikan oleh Penyidik Polisi dan JPU di pengadilan dengan simplikasi (~qÙq) Þ q  yang dalam bahasa sederhana Hakim berkata kalau bukan J lalu siapa ya.
5.    J masih hidup terdakwa meracun M dan M meninggal karena minum kopi warna kunyit, tetapi H yang mencicipi kopi warna kunyit bagian M tidak mati menjadi saksi
6.    ~q  Ù q  kontradikasi (Bagian ini yang seru di pengadilan, sampai kontradiksi yang rumit yaitu M meninggal bukan karena J tetapi karena sehari sebelum kejadian ada suami M memberi bungkusan hitam ke R bagian Kape Olivier )
Menghubungkan ke perkara tak ada kejadian on ke kosimplikasi. Jadi kosimplikasi         cuma alat yang benar tidak bisa dipakai.
7.    ~p absurd  (Pekerjaan Pengacara  setebal 4000 halaman absurd)
8.    p benar (Keputusan Hakim)
Pengetahuan tambahan lainnya adalah :
2)   Menurut penulis hubungan antara simplikasi dan kosimplikasi adalah bebas dikhotomus artinya bila simplikasi on maka kosimplikasi off. Sebaliknya bila kosimplikasi on maka simplikasi off.  Masalah mengapa simplikasi (~q Ù q) Þ q yang on dan dipilih hakim sedangkan kosimplikasi (~q Ù q) Þ ~q diabaikan oleh hakim?  Jawaban yang on yaitu ada saksi H bagian dari M ikut mencicipi kopi Vietnam dan sebaliknya kopi Vietnam dicicipi H maka H bagian dari M. Jawaban yang off ada J menolak mencicipi kopi Vietnam maka J bukan bagian M dan sebaliknya J bukan bagian M maka J menolak mencicipi kopi Vietnam itu. Ini sebagian pekerjaan dan wewenang Polisi dan Jaksa.

3)   Dalam penggunaan dalil raa ternyata hakim menggunakan jalan dasar simplikasi bukan jalan dasar kosimplikasi. Akibatnya pengacara minta banding karena menurutnya kosimplikasi juga tautologis alias on. Ini bagian dari profesi Pengacara.

Dari ketiganya penulis temukan jalan supaya on pada keadilan adalah foto pada gambar. Jika J mencicipi kopi warna kunyit maka J bagian dari M. Karena J bagian M maka penulis mustahil memakai dalil raa sebagai cara pengadilan simplikasi dan kosimplikasi. Oleh sebab itu argumentasi logika simbolik berikut menjadi sangat sederhana untuk diterima bangsa ini secara intelektual.  Sekarang J bisa melupakan langkah yang salah dan menjalani putusan Hakim.


Ya ntar aku belain kamu jadi lupa bebas 20 tahun penjara dan aku lupakan 4000 halaman ngebelain kamu


Aku lupa ikut mencicipi kopi yang diminum Mirna

Simplikasi
p º ~p Þ (~qÙq)   ......................raa
   º ~(~p) Ú (~qÙq) ....................kesetaraaan implikasi dan disjungsi
   º p Ú (~qÙq) ...........................penyangkalan ganda
   º p Ú q     ................................ simplikasi
   º p Ú p    ...................................JPU
   º p         ................................... Hakim (Tamat)


properma.blogspot.com 
Bukti tak tangsung dengan memahami ruang intelegensi manusia sehari-hari cukup dengan meminta pertolongan hanya kepada Allah. Aturan 4555 perintah Allah dari Quran surat Al Baqarah ayat 45 dan 55. Pelajaran sederhana berwujud cara bersalaman dengan kedua tangan. Pelajaaran rumit melalui sistem jagat raya kita bisa pelajari dari

https://astronomyinformer.blogspot.co.id/2015/12/mars-too-will-gain-saturn-like-ring.html
https://www.ana.co.jp/wws/id/e/wws_common/promotions/bydesign/service.html?cid=indonesia201606000122

Suzuki Katana Modifikasi Properma




                     Suzuki Katana 1994 Modifikasi dengan Ban 30 Brigstone D dengan 4x4 aktif , Gear rasio 8:41. Tidak dijual. Untuk mengenang penggerak 4 x 4 dalam Intelegensi Ruang ESA yaitu 4555 perintah Allah wujud bersalaman dengan kedua tangan.

https://video.search.yahoo.com/search/video;_ylt=A0SO8wGhmORYhsAAAolXNyoA;_ylu=X3oDMTE0aTQ3bTJoBGNvbG8DZ3ExBHBvcwMxBHZ0aWQDQjM2MjJfMQRzZWMDcGl2cw--?p=jimny+2017&fr2=piv-web&fr=tightropetb
properma.blogspot.com


Tuesday, 4 April 2017

Kemenangan Pilpres 2014 landasan baru untuk Pilpres 2019


Dasar Kemenangan Pilpres 2014 dengan teorema Bayes

Dari http://www.tribunnews.com....Di atas kertas, dukungan pasangan Prabowo-Hatta dari parpol lebih banyak dibanding Jokowi-JK. Prabowo-Hatta didukung oleh lima parpol yang lolos ke DPR, yakni Partai Gerindra (11,81 persen, 73 kursi DPR), Partai Golkar (14,75 persen, 91 kursi DPR), Partai Amanat Nasional (7,59 persen, 49 kursi DPR), Partai Persatuan Pembangunan (6,53 persen, 39 kursi DPR), dan Partai Keadilan Sejahtera (6,79 persen, 40 kursi DPR).  Partai Bulan Bintang juga memberikan dukungan terhadap Prabowo-Hatta. Namun, parpol itu tidak lolos ke DPR lantaran hanya memperoleh 1,46 persen suara. Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 48,93 persen suara atau 292 kursi DPR.  Adapun Jokowi-JK didukung 39,97 persen suara atau 207 kursi DPR.
Sisanya dukungan oposisi 100 – (48,93 + 39,97) = 100 – 88,9 = 11,1 %  atau 61 kursi DPR.  Untuk 100 % dukungan memilih presiden tergantung kepada rakyat mau memilih yang mana sifatnya bebas dan rahasia. Karena bebas dan rahasia maka 100 % pemilih kita anggap tahu dari hasil koalisi legislatif dan oposisinya yang berpeluang memilih sama dengan suaranya. Tapi ada kecurangan sikap politik Golkar yang main di dua kaki yaitu Bang Ical Golkar yang mendukung Bung Bowo (capres) dan Bang JeKa Golkar yang main di cawapres Bang Kowi (capres). Supaya adil hitungannya maka 50 % suara Golkar ditambahkan ke Bang Kowi. Dengan cara ini maka peluang dukungan terhadap Bang Kowi menjadi 39,97 + ½ (14,75) = 47,395.  Demikian pula oposisi 11,1 % dibagi 2 yaitu 5,55 % tambahkan masing-masing ke Bang Kowi dan Bung Bowo. Jadi dukungan Bang Kowi sebesar 47,395 + 5,55 = 52,895 dan dukungan terhadap Bung Bowo menjadi : 48,93 – ½ (14,75) + 5,55 = 47,105. Angka ini adalah angka andai main dua kakinya imbang antara kaki Bang JeKa dan kaki Bang Ical.
Hasil dukungan masing-masing kita sebut peluang A yaitu P(A) dan peluang AC yaitu P(AC). Kita maknai P(A) = peluang kemenangan Bang Kowi dari dukungan DPR hasil pemilu 2014 = 52,895 % dan P(AC) = peluang kemenangan Bung Bowo dari dukungan DPR hasil pemilu 2014 = 47,105 %.
Di dalam praktek memilih tgl 9 Juli 2014 nanti ada nilai optimis sebagai nilai interval kepercayaan optimal yaitu 99 % untuk Bung Bowo. Nilai optimis tsb sebut sebagai P(RC/AC)  yaitu peluang jika 99 %  rakyat percaya terhadap iklan membangun Indonesia raya menjadi macan Asia maka rakyat memilih Bung Bowo jadi presiden. Pada cabang kejadian yang komplementer terdapat kepercayaan yang tidak optimal yaitu relawan mengumpulkan dana untuk kandidat bang Kowi dan bang JeKa. Andai komplemen ini bergerak maksimal sampai kepercayaan 95 % maka Indonesia jadi hebat adalah nilai optimis. Sebutlah nilai 95 % ini sebagai P(R/A) yaitu jika 95 % rakyat percaya terhadap gerakan rakyat dalam revolusi mental optimis membangun Indonesia sesungguhnya maka rakyat memilih Bang Kowi jadi presiden.
Dengan teorema Bayes kemenangan Bang Kowi adalah P(A/R) = {P(AÇR)} : {P(AÇR) + P(AÇRC)} =  99,1 %. Untuk Bung Bowo kemenangannya P(AC/RC) = {P(AC Ç RC) :{ P(AC Ç RC) + P(A Ç RC )} = 94,6 %.
Arti kemenangan 99,1 % buat Bang Kowi adalah target di atas kertas sesuai interval kepercayaan normal. Kepercayaan ini memberikan indikasi bahwa terdapat kebenaran realistis yang ideal alias target revolusi mental adalah sesungguhnya. Sedangkan arti kemenangan 94,6 % buat Bung Bowo belum ada interval kepercayaan yang kurang dari 95 %.
Tentu saja anda (pembaca) menjadi indikator pendidikan politik bangsa ini untuk membuat kepercayaan terhadap kebenaran dua kandidat presiden 2014. Kalau anda pernah menyimpan teorema Bayes ketika pra universitas sejak perintis 1981 sampai sbnmptn 2014 maka itulah menjadi dasar pemikiran kejadian bersyarat memilih presiden 2014. Bang Kowi adalah peserta perintis tahun 1981 yang di tahun 2014 ini berhasil mempraktekan kaidah tangannya yang hanya dengan isyarat tangan kiri-kanan rrrrrrkkkkk tgl 9 Juli 2014 menang.  Bung Bowo bukan peserta perintis tak ada tanda-tanda untuk teorema Bayes dengan kaidah tangannya. 

Teorema 2017 PILGUB DKI (Sidang Kontradiksi) 
   Orang-orang ribut sidang kontradiksi y = x dan y = -x sebagai nilai off. Dengan teorema Bayes dapat ditemukan 2 cara membohongi pakai surat buta logika tautologis  karena pengaruh jin kafir Ac. Buta logika tautolgis yaitu logika kontradiksi B karena buta logika simbolik X sebutlah BX, dan B karena buta logika semantik Y sebutlah BY.  Dengan menggunakan (X + Y)^2 = X^2 + Y^2 + 2XY maka kebutaan y = Y = Ac dan kebutaan x = X = A memberikan nilai off untuk tiap A dan Ac. Mustahil A = Ac. Akibatnya terdapat tiga domain pada persegi OARAc yaitu OAR, OAcR, dan garis OR tempat kriteria y = x sebagai logika penempatan O rakyat dan R pemimpin. Mustahil O dan R berbohong. Jadi yang berbohong adalah daerah OAR dan daerah OAcR untuk sidang kontradiksi y = x dan y = -x. Sehebat apapun sidang tetap saja off.
     Dalam kemustahilan A = Ac maka yang dihapus adalah X^2 + Y^2 = 0 sehingga B yang tampil adalah 2BXY yaitu orang-orang dalam kebutaan logika simbolik dan logika semantik. Ketahuilah logika simbolik x merupakan matematika ibunya ilmu pengetahuan sedangkan logika semantik merupakan ratunya ilmu pengetahuan. Oleh Raja Pajajaran sekitar 500 tahun yang lalu 2BXY disebut dahan mati tempat burung gagak berkoar-koar. Raja Pajajaran sendiri mengetahui operator belah ketupat Kali Jaga OARAc merupakan Intelegensi Wali Sejati. Pada bidang OARAc terdapat ruang berpikir perikemanusiaan yang adil dan beradab. Cara berpikir perikemanusiaan yang adil dan beradab dipesankan Bung Karno lengkapnya dalam Pancasila. Jadi dengan perilaku Pancasila yang mendasari berbangsa dan bernegara mustahil 2017 PILGUB DKI pakai surat sidang kontradiksi.





Menyambut Ramadhan

Di tulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman

Ayat-ayat tentang puasa dalam al-Quran adalah surat al-Baqoroh dari ayat 183 hingga 187. Berikut ini akan disebutkan penjelasan dari tiap-tiap ayat tersebut.
AYAT KE-183 SURAT AL-BAQOROH
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183)
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoroh:183).
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang:
1. Sikap terhadap seruan : Wahai orang-orang yang beriman….
2. Definisi puasa
3. Puasa telah diwajibkan pula pada umat sebelum kita
4. Tujuan puasa untuk mencapai ketakwaan
PENJELASAN:
Sikap terhadap Seruan : “Wahai Orang-orang yang Beriman….”
Sahabat Nabi Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:
إِذَا سَمِعْتَ اللَّهَ يَقُولُ: ” يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ” فَأَرْعِهَا سَمْعَكَ فَإِنَّهُ خَيْرٌ يَأْمُرُهُ، أَوْ شَرٌّ يَنْهَى عَنْهُ
“Jika engkau mendengar Allah berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, maka pasang pendengaran baik-baik karena padanya (pasti terdapat) kebaikan yang diperintahkan atau keburukan yang akan dilarang” (riwayat Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Awliyaa’)
Setiap perintah dalam al-Quran pasti mengandung kebaikan, kemaslahatan, keberuntungan, manfaat, keindahan, keberkahan. Sedangkan setiap larangan dalam al-Quran pasti mengandung kerugian, kebinasaan, kehancuran, keburukan (disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir (1/200)).
Definisi Puasa
Allah Ta’ala berfirman:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
Telah diwajibkan kepada kalian as-Shiyaam (puasa)
Ayat ini merupakan dalil yang menunjukkan kewajiban puasa bagi orang-orang beriman umat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Nanti dalam ayat-ayat berikutnya akan dijelaskan bahwa kewajiban puasa itu tidak untuk seluruh waktu, namun hanya pada hari-hari tertentu saja, yaitu pada bulan Ramadhan.
Puasa (dalam bahasa Arab disebut shiyaam atau shoum) memiliki definisi secara bahasa dan definisi secara syar’i. Definisi puasa secara bahasa adalah ‘menahan diri untuk tidak berbuat sesuatu’. Dalam al-Quran, ada ayat yang menunjukkan penggunaan definisi puasa secara bahasa. Yaitu, perintah Allah kepada Maryam (ibunda Nabi Isa):
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
…sesungguhnya aku bernadzar puasa untuk arRahman (Allah) sehingga aku tidak akan berbicara pada hari ini dengan manusia manapun (Q.S Maryam:26)
Dalam ayat tersebut, Maryam bernadzar untuk puasa, namun dalam definisi secara bahasa, yaitu ‘menahan diri untuk tidak berbicara’.
Sedangkan definisi puasa secara syar’i adalah:
Beribadah kepada Allah disertai dengan niat dalam bentuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari (asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’ (6/298)).
Puasa Telah Diwajibkan pula Pada Umat Sebelum Kita
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfiman:
…كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ…
…sebagaimana diwajibkan kepada umat sebelum kalian…(Q.S al-Baqoroh:183)
Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa puasa adalah amalan yang diwajibkan tidak hanya bagi kaum muslimin umat Nabi Muhammad saja, namun juga pada umat sebelum kita.
Tidak didapati dalam hadits yang shahih tentang bagaimana tata cara berpuasa umat sebelum kita. Terdapat beberapa hadits, namun lemah. Seperti hadits Daghfal bin Handzhalah diriwayatkan atThobarony dan lainnya yang menyebutkan bahwa awalnya kaum Nashrani berpuasa Ramadhan, kemudian ada raja-raja mereka yang sakit dan bernadzar jika Allah beri kesembuhan akan menambah jumlah hari puasanya. Demikian berlangsung hingga kemudian jumlah hari puasa mereka menjadi 50 hari. Namun hadits tersebut lemah karena Daghfal bin Handzhalah bukanlah Sahabat Nabi menurut Imam Ahmad dan al-Bukhari, sehingga hadits tersebut masuk kategori mursal, terputus mata rantai periwayatannya.
Namun, pernyataan Allah bahwa puasa juga telah diwajibkan atas umat terdahulu memberikan manfaat penting:
1. Penambah semangat bagi kaum mukminin umat Nabi Muhammad, membuat mereka merasa ringan mengerjakan puasa. Karena pewajiban puasa tidak hanya khusus bagi mereka, namun juga umat sebelumnya. Sehingga umat Nabi Muhammad tidak akan berkata: Sungguh berat puasa ini, hanya kami yang dibebani dengan kewajiban ini.
2. Ibadah puasa adalah ibadah yang sangat dicintai oleh Allah. Karena itu, Allah telah mensyariatkannya sejak dulu kala.
3. Pensyariatan puasa pada umat ini adalah yang terakhir kali, sebagai penyempurna terhadap syariat-syariat sebelumnya.
Tujuan Utama Puasa untuk Mencapai Ketakwaan
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfiman:
…لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
…agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoroh:183)
Ayat ini menunjukkan tujuan berpuasa adalah agar tercapai ketakwaan. Ibadah puasa yang dikerjakan dengan sebenarnya akan menghantarkan seseorang pada ketakwaan. Sedangkan ketakwaan adalah penghantar seseorang mendapatkan kesuksesan/ keberhasilan yang hakiki
…وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
… dan bertakwalah kepada Allah agar kalian sukses/ berhasil (Q.S alBaqoroh:189, Ali Imran:130, Ali Imran:200).
Maka tujuan inti dan utama dari berpuasa adalah untuk mencapai ketakwaan. Sedangkan manfaat lain yang akan dirasakan, seperti manfaat secara fisik terhadap tubuh, atau manfaat bagi kehidupan bermasyarakat, itu adalah efek tambahan yang mengikuti (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin dalam tafsir surat alBaqoroh).
Ayat ke-184 Surat al-Baqoroh
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(pada) hari-hari yang tertentu. Barangsiapa yang sakit atau safar, maka mengganti di hari lain. Bagi orang yang mampu, maka ia membayar fidyah memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan (membayar kelebihan), maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
PENJELASAN:
Jika Allah menyatakan dalam ayat sebelumnya bahwa diwajibkan berpuasa bagi orang yang beriman, pada ayat ini dinyatakan bahwa pelaksanaan puasa yang diwajibkan itu bukanlah pada semua hari sepanjang tahun. Namun, hanya pada hari-hari yang ditentukan saja. Allah menyatakan: “(pada) hari-hari yang tertentu”.
Dalam ayat ini Allah juga menjelaskan bahwa tidak semua pihak mendapat kewajiban berpuasa di hari-hari tertentu itu. Bagi yang sedang sakit sehingga tidak bisa berpuasa atau sedang dalam perjalanan (safar), ia bisa mengganti di hari-hari lain selama tidak terlarang berpuasa di hari itu.
Allah menyatakan: …Barangsiapa yang sakit atau safar, maka mengganti di hari lain…
Ada beberapa kalimat dalam ayat ini yang telah dihapuskan hukumnya, yaitu:
Bagi orang yang mampu, maka ia membayar fidyah memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang membayar dengan kelebihan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui
Dulu, salah satu tahapan pewajiban berpuasa, setiap muslim diberi pilihan. Barangsiapa yang mau bisa berpuasa. Barangsiapa yang tidak berpuasa, bisa membayar fidyah. Jadi, dulunya tidak semua muslim langsung diwajibkan berpuasa.
Allah menyatakan dalam ayat ini, bahwa barangsiapa yang mampu berpuasa namun tidak memilih berpuasa, silakan membayar fidyah (memberi makan orang miskin). Namun, jika ia memilih berpuasa, itu lebih baik.
Membayar fidyah (memberi makan) bisa dalam bentuk siap saji (matang) seperti yang dilakukan oleh Anas bin Malik ketika sudah tua, bisa juga dalam bentuk makanan yang belum matang (bahan mentah makanan pokok), ukurannya setengah sha’, sesuai hadits Nabi dari Ka’ab bin Ujroh:
لِكُلِّ مِسْكِينٍ نِصْفَ صَاعٍ
…setiap orang miskin (diberi) setengah sho’ (H.R alBukhari no 1688 pada bab al-Ith’aam fil fidyah nishfu sho’ dan Muslim no 2080)
Ukuran setengah sho’ adalah setara dengan kurang lebih 1,5 kg (beras) per hari tidak berpuasa.
Membayar lebih banyak dari ukuran yang ditetapkan itu adalah lebih baik, sebagaimana dinyatakan Allah dalam ayat ini :
فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ
Barangsiapa yang membayar dengan kelebihan, maka itu adalah lebih baik baginya….
Misalkan, semestinya tanggungan seseorang adalah memberikan 1,5 kg per hari puasa yang ditinggalkan, namun dengan kerelaan hati ia lebihkan. Ia memberikan 3 kg per hari puasa yang ditinggalkan, maka ia termasuk mendapatkan pujian yang disebutkan dalam ayat ini.
Pensyariatan pembayaran fidyah masih terus berlaku bagi yang tidak mampu berpuasa dalam kondisi:
1. Tua renta, tidak mampu lagi berpuasa.
2. Sakit parah yang tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya.
3. Hamil atau menyusui, jika mengkhawatirkan keadaan janin atau bayinya.
Pendapat ini diriwayatkan dari beberapa Sahabat Nabi seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Umar (lihat ad-Durrul Mantsur karya al-Imam as-Suyuthy)
……insya allah bersambung kepada graf 4555 perintah Allah yaitu kedua tangan tiap manusia untuk bekerja sesuai perintah Allah dipraktekkan profesional. Kedua tangan dipakai sholat dimulai dengan Allahu Akbar dan diakhiri dengan salam kekanan bernilai 55 dan salam kekiri bernilai 45. Nilai 45 + 55 = 100 sebagai logika Asmaul Husna dari Wali 9 yang mengajarkan Islam di Indonesia. Mari kita praktekkan 4555 perintah Allah dengan cara yang mudah dan memudahkan, dengan cara raga yang diolah untuk hidup dan menghidupkan semua bangsa di dunia ini yang dilindungi dan melindungi sesuai hak azasi manusia.http://salafy.or.id/blog/author/bantul_88/


Properma: Yuk...cari privacy buah mangga

Diperbaiki

Thursday, 30 March 2017

Sensor Assy Speed Set CS 1


SENSOR ASSY SPEED SET
4480AKWC900
Silahklan hubungi http://www.astra-honda.com/
Daya tarik terhadap sensor speed set cs1 mengubah putaran radial menjadi putaran linier. Putaran radial menggunakan bilangan phi sedangkan putaran linier menyisakan kesalahan pemotongan tempat desimal. misalnya phi dipotong menjadi 3,14. Padahal phi merupakan bilangan irasional yang perlu diperhatikan penempatannya supaya sensor ini laris manis dalam pemakaian harian.
Siapakah yang mempunyai sensor harian untuk bekerja profesional? Jawabnya pasti diabaikan seperti mengabaikan pembulatan nilai mata uang. Hitungan sederhana misalnya tiap hari seseorang diabaikan 0,90 rupiah. Pengabaian menjadi angka berarti untuk 250 juta penduduk yaitu per hari uang diabaikan sekitar 250 juta rupiah. Untuk pengetahuan lebih lanjut kita ikuti link berikut
http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx
http://analisatoday.com/kurs-dollar-rupiah
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/30/16011943/Awasi.Dampak.Pembulatan.Redenominasi
http://news.kompas.com/
bisa mempelajari dari http://blog.wolfram.com/?source=footer