Sistem Program Keluarga Berencana Nasional atau Sistem PKBN merupakan graf suci, groups tunggal, dan fungsi olah raga manusia yang hidup dan menghidupkan. Sistem graf ditandai dengan teorema salam dengan kedua tangan yaitu pemetaan bijektif {1,2,3,4,5} ke {dua ibu jari, dua telunjuk, dua jari tengah, dua jari manis, dua kelingking} memenuhi graf suci dengan berwudlu untuk menjalankan sholat sesuai perintah 10C2 = 45 dari surat Al Baqarah ayat 45, "Minta tolonglah hanya kepada Allah dengan sabar dan sholat". Orang sholat menunaikan rukun Islam yang kedua dari 5 rukun yang wajib. Jadi orang yang memenuhi graf suci mustahil tangannya dipakai main spekulasi untuk memilih jawaban pilihan ganda dengan 5 pilihan {a,b,c,d,e} seperti yang dilakukan UNBK Nasional. Lihat pendapat http://www.msn.com/id-id/berita/other/icw-sebut-un-ajarkan-anak-curang-dan-jadi-bibit-korupsi/ar-AAl8oko
atau lihat apakah ini graf suci? https://ubk.kemdikbud.go.id/
atau apakah ini graf bersalaman http://www.uzone.id/
Sadarlah bahwa kita membawa amanat masa depan dari graf salaman dengan kedua tangan. Cara ini sudah diajarkan Pajajaran Siliwangi dan Wali 9 Syeh Syarief Hidayatulah dengan Sunan Kalijaga melalui matriks identitas yang dipilih dari surat Ar Rahman ayat 41. Secara seksama turun kepada Bung Karno yang dinyatakan dalam naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pembukaan UUD 1945 yaitu menghapus penjajahan diatas dunia. Bung Karno hanya berpesan, beri 10 pemuda niscaya mengguncang dunia. Padahal mengapus penjajahan berhubungan dengan gangguan terhadap groups tunggal 5 unsur Pancasila. Mustahil salah satu unsur dari 5 unsur itu dibengkokan oleh perilaku bengkok cipta (pelanggaran hak cipta) maupun bengkok rasa (pelanggaran hak privacy). Untuk mengetahuinya pandang bahwa perilaku bengkok masuk melalui bilangan yang pertama yaitu n = 1 pada pemetaan {1,2,3,4,5}ke {dua ibu jari, dua telunjuk, dua jari tengah, dua jari manis, dua kelingking}. Menurut Bung Karno terdapat hubungan multiflier berbentuk n kuadrat sama dengan 100 dan akar n sama dengan 10. Akibatnya n kuadrat sama dengan 1 atau n sama dengan akar 2. Jadi perilaku bersalaman dengan kedua tangan memuat pola pikir menurut 1 dan akar 2.
Untuk n kuadrat sama dengan 1 maka berlaku berpikir langsung pakai logika matematika modus ponens M, modus tolens T, dan silogisme S. Untuk n sama dengan akar 2 pakai logika matematika reductio ad absurdum RAA. Inilah keutamaan berpikir rasional yang mestinya diuji dan dijalankan sehari-hari baik dalam pendidikan maupun perilaku berpancasila. Perlakuan harian merupakan bukti bahwa kita berasal dari Ibu, Ayah, Guru Sejati, dan Olah Raga. Anak-anak didik kita berasal dari sistem PKBN dengan mengendalikan laju perubahan enabelitas intelegensi dalam ruang [0,1] dengan faktor n = 10 sebagai kaidah kedua tangan. Kaidah kedua tangan dipakai sholat dalam fungsi mengolah raga yang memuat policy dan privacy mulai dengan Allahu Akbar diakhiri dengan dua Salam ke Kanan dan Salam ke Kiri berisi pesan Selamat Sejahtera buat Kita Semua.
Coba pelajari ini https://nasional.tempo.co/read/news/2017/03/10/063854765/dilaporkan-ke-kpk-anies-baswedan-harap-sabar-ini-ujian
Anda bisa juga melihat http://fokusjabar.com/2016/01/30/ika-smansa-beri-motivasi-kepada-pelajar-sman-1-kota-cirebon/
https://research.googleblog.com/search/label/TensorFlow
atau lihat apakah ini graf suci? https://ubk.kemdikbud.go.id/
atau apakah ini graf bersalaman http://www.uzone.id/
Sadarlah bahwa kita membawa amanat masa depan dari graf salaman dengan kedua tangan. Cara ini sudah diajarkan Pajajaran Siliwangi dan Wali 9 Syeh Syarief Hidayatulah dengan Sunan Kalijaga melalui matriks identitas yang dipilih dari surat Ar Rahman ayat 41. Secara seksama turun kepada Bung Karno yang dinyatakan dalam naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pembukaan UUD 1945 yaitu menghapus penjajahan diatas dunia. Bung Karno hanya berpesan, beri 10 pemuda niscaya mengguncang dunia. Padahal mengapus penjajahan berhubungan dengan gangguan terhadap groups tunggal 5 unsur Pancasila. Mustahil salah satu unsur dari 5 unsur itu dibengkokan oleh perilaku bengkok cipta (pelanggaran hak cipta) maupun bengkok rasa (pelanggaran hak privacy). Untuk mengetahuinya pandang bahwa perilaku bengkok masuk melalui bilangan yang pertama yaitu n = 1 pada pemetaan {1,2,3,4,5}ke {dua ibu jari, dua telunjuk, dua jari tengah, dua jari manis, dua kelingking}. Menurut Bung Karno terdapat hubungan multiflier berbentuk n kuadrat sama dengan 100 dan akar n sama dengan 10. Akibatnya n kuadrat sama dengan 1 atau n sama dengan akar 2. Jadi perilaku bersalaman dengan kedua tangan memuat pola pikir menurut 1 dan akar 2.
Untuk n kuadrat sama dengan 1 maka berlaku berpikir langsung pakai logika matematika modus ponens M, modus tolens T, dan silogisme S. Untuk n sama dengan akar 2 pakai logika matematika reductio ad absurdum RAA. Inilah keutamaan berpikir rasional yang mestinya diuji dan dijalankan sehari-hari baik dalam pendidikan maupun perilaku berpancasila. Perlakuan harian merupakan bukti bahwa kita berasal dari Ibu, Ayah, Guru Sejati, dan Olah Raga. Anak-anak didik kita berasal dari sistem PKBN dengan mengendalikan laju perubahan enabelitas intelegensi dalam ruang [0,1] dengan faktor n = 10 sebagai kaidah kedua tangan. Kaidah kedua tangan dipakai sholat dalam fungsi mengolah raga yang memuat policy dan privacy mulai dengan Allahu Akbar diakhiri dengan dua Salam ke Kanan dan Salam ke Kiri berisi pesan Selamat Sejahtera buat Kita Semua.
Coba pelajari ini https://nasional.tempo.co/read/news/2017/03/10/063854765/dilaporkan-ke-kpk-anies-baswedan-harap-sabar-ini-ujian
Anda bisa juga melihat http://fokusjabar.com/2016/01/30/ika-smansa-beri-motivasi-kepada-pelajar-sman-1-kota-cirebon/
https://research.googleblog.com/search/label/TensorFlow
No comments:
Post a Comment